BANGUNAN TAHAN GEMPA

Sabtu, 22 Maret 2014


BANGUNAN / RUMAH TAHAN GEMPA



Pada dasarnya konsep perencanaan bangunan tahan gempa memiliki beberapa tujuan utama yang harus tercapai yaitu untuk mempertahankan fungsi bangunan pasca gempa, mengurangi efek yang ditimbulkan oleh gempa terhadap bangunan dan mencegah korban jiwa, kerugian harta dan barang berharga akibat gempa. Berikut ini adalah prinsip / perilaku yang diharapkan pada bangunan tahan gempa apabila terjadi gempa bumi :
  • Bangunan dapat menerima beban gempa ringan tanpa mengalami kerusakan.
  • Bangunan dapat menerima beban gempa sedang tanpa mengalami kerusakan struktural tapi boleh mengalami kerusakan non – struktural.
  • Bangunan dapat menerima beban gempa besar dan boleh mengalami kerusakan non – struktural maupun struktural boleh rusak tapi tidak boleh roboh atau orang yang ada didalamnya selamat.


Berikut ini adalah hal – hal pokok dalam merencanakan bangunan tahan gempa agar mengurangi bencana akibat kerusakan karena gempa :

  1. Massa Bangunan
  • Diusahakan seringan mungkin.
  • Menghindari massa berat terutama dibagian atas kalaupun ada sebisa mungkin dibagian serendah mungkin pada bangunan.
  1. Kekakuan
Diberikan kekakuan secukupnya sehingga gaya Inersia yang terjadi tidak besar dan lendutan simpangan antar tingkat masih terletak dalam batas yang diijinkan.

  1. Redaman
  • Sifatnya melawan gaya Inersia besar – kecilnya tergantung dari bahan yang digunakan, bentuk struktur, sufat tanah dan sifat getaran yang dialami.
  • Diusahakan peredam Mekanis berupa ekstrusi dari logam cukup lunak atau dari karet yang dipasang sebagai landasan bangunan, kolom, dan balok.
  1. Kekuatan
  • Struktur diberi kekuatan secukupnya sehingga akibat gempa sedang struktur tersebut tetap elastis tanpa mengalami kerusakan struktural tapi hanya kerusakan non – struktural yang dapat diterima.
  • Akibat gempa kuat struktur tersebut walau alami kerusakan tetapi harus tetap bertahan tidak alami keruntuhan.
  1. Duktilitas
Kolom – kolom harus lebih kaku dan kuat daripada balok sehingga sendi plastis selalu terjadi pada balok ( kehancuran terjadi pada balok terlebih dahulu ).
  1. Keliatan
 Dipengaruhi oleh bahan dan jenis struktur bangunan. Untuk bangunan tinggi bahan paling cocok adalah baja dan beton bertulang cor setempat. Beton pra – cetak penuh tidak sesuai pada bangunan tinggi karena bobotnay dan kurang liat.



  1. Kompabilitas
Pada bagian bangunan yang berbeda dalam kekakuan dan massanya dipisahkan satu terhadap lainnya karena pada perbatasannya akan sulit mengusahakan Kompatibilitas Deformasi          ( untuk menghindari tubrukan antar massa atau bagian bangunana yang satu dengan yang lain saat digoyang gempa ).
  1. Geometri
  • Bentuk bangunan sebaiknya sederhana dan simetris.
  •  Bangunan sebaiknya simetri dalam kekakuan dan pembagian massanya.
  1. Kontinuitas
Sebaiknya diberikan kontinuitas dalam massa dan kekakuan, tonjolan – tonjolan dan lekukan – lekukan dihindari.



LOKASI BANGUNAN
Untuk menjamin keamanan bangunan gedung dan rumah terhadap gempa, maka dalam memilih lokasi dimana bangunan akan didirikan harus memperhatikan :
  1. Bila bangunan gedung dan rumah akan dibangun pada lahan perbukitan, maka lereng bukit harus dipilih yang stabil agar tidak longsor pada saat gempa bumi terjadi.
  2. Bila bangunan gedung dan rumah akan dibangun di lahan dataran, maka bangunan tidak diperkenankan dibangun di lokasi yang memiliki jenis tanah yang sangat halus dan tanah liat yang sensitif (tanah mengembang). 
 Lihat Video Terkait :
Lihat Pula :
Bagian - bagian Bangunan Gedung

BAGIAN - BAGIAN BANGUNAN GEDUNG ( Bagian 3 )

Jumat, 21 Maret 2014


G.  ATAP

Atap adalah bagian paling atas bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan pada bangunan yang ada dibawahnya sehingga terhindar dari panas, hujan, angin, kotoran, binatang, untuk keamanan, penjaga privasi, sebagai elemen estetika / keindahan bangunan, dsb.
Bentuk dan macam atap telah dijelaskan diatas berikut ini akan dijelaskan mengenai konstruksi atap yang pada umumnya digunakan terutama di Indonesia.

1.      KONSTRUKSI KUDA – KUDA ( SPANT )

Konstruksi Kuda – kuda adalah kerangka yang mendukung seluruh atap termasuk beratnya sendiri.

2.      PENUTUP BIDANG ATAP

Penutup bidang atap terdiri dari bermacam – macam bahan yang pada pokoknya harus rapat terhadap air hujan, tahan cuaca, kuat ringan, tidak mudah terbakar, tidak memerlukan banyak perawatan, dsb. Lereng atap berbeda – beda tergantung bahan penutup atap serta selera pemilik maupin perencana. Besar – kecilnya lereng atap tergantung dengan bahan penutup yang digunakan.

BAHAN ATAP
SUDUT LERENG
Beton
1 - 2˚
Kaca
10 - 20˚
Semen – Asbes – Bergelombang
15 - 25˚
Seng
20 – 25˚
Genteng
30 - 40˚
Sirap
25 - 40˚

a.       Atap Genteng


Banyak digunakan diseluruh Indonesia dan biasanya terbuat dari tanah liat ada pula dari semen. Kelebihannya murah, memenuhi syarat, awet dan tidak banyak perawatan. Memiliki daya tolak bunyi, panas dan dingin. Lereng atap dibuat sedemikian sehingga air hujan dapat segera mengalir kebawah dan hubungan antara satu sama lain dibuat serapat – rapatnya. 

b.      Atap Sirap

Terbuat dari kayu belian dari Sumatera dan Kalimantan sedangkan di Jawa menggunakan kayu onglen dan jati.

c.       Atap Semen – Asbes – Bergelombang


Terbuat dari campuran semen. Baik karena bisa mengisolasi udara panas bila diluar berhawa panas sedang bila dingin rumah tidak terasa dingin. Selain itu bisa meredam bunyi dengan baik. Serta tahan terhadap cuaca. Jenis ini lebih baik dari seng karena seng mudah berkarat, ujungnya tajam dan berbahaya, bila hujan terdengar bunyi yang tidak menyenangkan serta bila hawa panas rumahpun terasa panas.
Untuk itu seng dianjurkan untuk digunakan pada atap tambahan. Untuk pemasangan jenis atap ini cukup menggunakan gording saja tidak perlu usuk karena ukurannya yang panjang dan dibautkan dengan baut.
d.      Dsb.


Lihat Video Terkait :